Minggu, 18 Agustus 2013 0 komentar

SYARIAT DALAM AMALAN TASAWUF


Seluruh pengamal tasawuf yang mengamalkan pengamalan tarikat muktabarah sepakat bahwa landasan utama peramalan itu adalah pengamalan syariat yang kuat. Semua lembaga tarikat Muktabarah berlandaskan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang sangat menekankan pengamalan syariat yang sempurna, adalah satu-satunya jalan untuk berhasilnya pengamalan tarikat itu. Sementara ada sebagian orang yang berpura-pura mengaku pengamal tasawuf tapi tidak mengamalkan syariat, mengatakan mereka telah sampai ke tingkat yang tinggi, telah sampai ke tingkat musyahadah yang dibuktikan dengan beberapa kekeramatan-kekeramatan.

Pengakuan yang demikian ini adalah sesat, karena sangat bertentangan dengan Al Qur'an dan Al Hadis, dan tidak sesuai dengan aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah dan berbeda atau sangat bertentangan dengan kenyataan yang dilaksanakan oleh para tokoh sufi pengamal tarikat Al Muktabarah. Pengakuan-pengakuan yang demikian ini umumnya datang dari orang yang berpura- pura pengamal tasawuf atau datang dari pihak-pihak yang tidak senang kepada jalan yang ditempuh oleh para sufi.

Para sufi menekankan peramalannya harus didasarkan kepada at Taslim (penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT), At Tafwidh (berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT), At Tabarri Minan Nafsi (Pembebasan diri dari hawa nafsu), dan At Tauhid bil Khalqi wal Masyi'ah (mengesakan hanya Allah sajalah yang Maha Pencipta dan Maha Berkehendak).

Berbeda dengan golongan Qadariah yang mendasarkan peramalannya kepada Al Fi'lu (perbuatan adalah kehendak yang bersangkutan), al Masyi'ah (semua kehendak adalah kehendak yang bersangkutan), al Khalqah (semua yang diciptakan adalah ciptaan yang bersangkutan) dan at Takdir (semua takdir itu tergantung kepada yang bersangkutan). Mereka ini semuanya, mendasarkan apa saja yang mereka lakukan tergantung kehendak mereka.

Di dalam Al Qur'an banyak sekali dalil yang menunjukkan kebenaran landasan peramalan para sufi tersebut. Hasilnya pun kelihatan dengan pengamalan yang sungguh-sungguh yang didasarkan kepada syariat yang kuat, para sufi memperoleh kesenangan, kemanisan dalam beriman dan beribadat, ketentraman dan ketenangan. Apa yang diperoleh para sufi ini merupakan buah, hasil ibadatnya yang merupakan rahmat dari Allah SWT. Apa yang diperoleh oleh para sufi ini belum tentu, atau bahkan kecil sekali kemungkinannya dapat diperoleh oleh orang lain. Letak perbedaannya menurut Al-Ghazali, para sufi lebih gigih dalam riyadlah dan mujahadah. Mereka tidak memadai dengan pengamalan-pengamalan syariat wajib saja, tetapi harus juga mengamalkan syariat-syariat sunnah. Para sufi tidak hanya meninggalkan yang haram dan makruh saja, tetapi juga meninggalkan hal-hal yang mubah (kebolehan), yang tidak berfaedah apalagi kalau hal itu dapat membawa kepada melalaikan syariat.

Ibnu Khaldun menyatakan, berkat riadlah dan mujahadah yang sungguh-sungguh, maka para wali memperoleh tanda-tanda kemenangan yang besar, memperoleh kekeramatan-kekeramatan, sebagaimana hal itu juga diperoleh para sahabat Rasulullah As Sabiqunal Awwalun. Orang tidak boleh tertipu dan terpedaya dengan adanya kekeramatan-kekeramatan ini sebelum dibuktikan kuatnya syariat yang bersangkutan. Kekeramatan ini tidak menjadi tujuan dan tidak pula menjadi ukuran. Yang menjadi tujuan adalah dekat kepada Allah, mendapat ridla-Nya dan yang menjadi ukurannya mengamalkan syariat dengan berhakikat sempurna.

Pengamal tasawuf yang telah memperoleh kesenangan, kemanisan dalam beriman dan beribadat, ketentraman dan ketenangan adalah suatu bukti bahwa dia telah menjalani atau menempuh jalan yang benar dan mengamalkan syariat yang haq.

Dalam buku "Al Munqiz Minadlalal" diuraikan tentang para sufi yang banyak memberikan pendapat atau komentar berkenaan tasawuf dihubungkan dengan syariat, ini disebutkan di dalamnya.

a. Imam Al Ghazali
Al Ghazali mengatakan, "Ketahuilah bahwa banyak orang yang mengaku, dia adalah menempuh jalan (tarikat) kepada Allah, tapi yang sesungguhnya, yang bersungguh-sungguh menempuh jalan itu adalah sedikit. Adapun tanda orang yang menempuh jalan yang sungguh-sungguh dan benar, diukur dari kesungguhannya melaksanakan syariat. Kalaupun ada orang yang mengaku bertasawuf dan bertarikat dan telah menampakkan semacam kekeramatan-kekeramatan, melalaikan atau tidak mengamalkan syariat, ketahuilah bahwa itu adalah tipu muslihat, sebab orang yang bijaksana (orang tasawuf) mengatakan,

Artinya : Jikalau kamu melihat seseorang mampu terbang di angkasa dan mampu berjalan di atas air, tetapi ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat, maka ketahuilah bahwa sebenarnya ia itu adalah setan."

b. Abu Yazid Al Bustami, menyatakan:
Artinya : Andaikata kamu melihat seseorang yang diberi kekeramatan hingga dapat naik ke udara, maka janganlah kamu tertipu dengannya sehingga kamu dapat melihat dan meneliti bagaimana dia melaksanakan perintah dan larangan agama serta memelihara ketentuan-ketentuan hukum agama dan bagaimana dia melaksanakan syariat agama.

c. Sahl at Tasturi
At Tasturi mengungkapkan tentang pokok-pokok tasawuf yang terdiri dari tujuh pokok jalan (tarikat), yaitu berpegang kepada Al Kitab (Al Qur'an), mengikuti Sunnah Rasul, makan dari hasil yang halal, mencegah gangguan yang menyakiti, menjauhkan diri dari maksiat, selalu melazimkan tobat dan menunaikan hak-hak orang lain.

d. Junaid al Baghdadi
Al Junaidi mengomentari orang yang mengaku ahli makrifat tetapi dalam gerak geriknya meninggalkan perbuatan-perbuatan baik dan meninggalkan mendekatkan diri kepada Allah, maka beliau mengatakan "Ketahuilah bahwa dia itu adalah setan". Selanjutnya beliau mengatakan,
Artinya : Ucapan itu adalah ucapan suatu kaum yang mengatakan adanya pengguguran amalan-amalan. Bagiku hal itu merupakan suatu kejahatan yang besar, dan orang yang mencuri atau orang yang berzina adalah lebih baik daripada orang yang berpaham seperti itu.

e. Abul Hasan As Syazili
As Syazili mengatakan,
Artinya : Jika pengungkapanmu bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah Rasul, maka hendaklah engkau berpegang kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul itu, sambil engkau mengatakan kepada dirimu sendiri "sesungguhnya Allah SWT telah menjamin diriku dari kekeliruan dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasul". Allah tidak menjamin dalam segi pengungkapan, ilham, maupun musyahadah (penyaksian), kecuali setelah menyesuaikan perbandingannya dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasul.

Sebagai kesimpulan, semua pengamalan kaum sufi harus mengikuti semua Nash Al Qur'an dan As Sunnah dan meneladani amaliah-amaliah Rasulullah, sebagai panutan tertinggi para sufi.
Sabda Rasulullah SAW,

Artinya : Nabi SAW ditanya tentang suatu kaum yang meninggalkan amalan-amalan agama, sedangkan mereka adalah orang-orang yang berbaik sangka kepada Allah SWT. Maka jawab Nabi SAW, "Mereka telah berdusta. Karena jika mereka berbaik sangka, tentu amal perbuatan mereka juga adalah baik." (Dr. Abdul Halim Mahmoud 1964: 161 - 167). 
 
http://sufismenews.blogspot.com/2011/03/syariat-dalam-amalan-tasawuf.html

0 komentar

ILMU TASAWUF

Pendapat KH Siradjuddin Abbas, dalam buku beliau “40 Masalah Agama” Jilid 3, hal 30.
Ilmu Tasawuf adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam utama, yaitu ilmu Tauhid (Usuluddin), ilmu Fiqih dan  ilmu Tasawuf.
Ilmu Tauhid untuk bertugas membahas soal-soal i’tiqad, seperti i’tiqad mengenai keTuhanan, keRasulan, hari akhirat dan lain-lain sebagainya .
Ilmu Fiqih bertugas membahas soal-soal ibadat lahir, seperti sholat, puasa, zakat, naik haji dan lain
Ilmu Tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu cara-cara ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, ridha, tawakal dan lain-lain.
Ringkasnya: tauhid ta’luk kepada i’tiqad, fiqih ta’luk kepada ibadat, dan tasawuf ta’kluk kepada akhlak
Kepada setiap orang Islam dianjurkan supaya beri’tiqad sebagaimana yang diatur dalam ilmu tauhid (usuluddin), supaya beribadat sebagaimana yang diatur dalam ilmu fiqih dan supaya berakhlak sesuai dengan ilmu tasawuf.

Agama kita meliputi 3 (tiga) unsur terpenting yaitu, Islam, Iman dan Ihsan
Sebuah hadits menguraikan sebagai berikut:
Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata,

“Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.”
Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.”
Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.”
Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.”
Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.”
Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.
Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).”
Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata.

Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)
Tentang Islam kita dapat temukan dalam ilmu fiqih, sasarannya syari’at lahir, umpanya, sholat, puasa, zakat, naik haji, perdagangan, perkawinan, peradilan, peperangan, perdamaian dll.

Tentang Iman kita dapat temukan dalam ilmu tauhid (usuluddin), sasarannya  i’tiqad (akidah / kepercayaan), umpamanya bagaimana kita (keyakinan dalam hati) terhadap Tuhan, Malaikat-Malaikat,  Rasul-Rasul, Kitab-kitab suci, kampung akhirat, hari bangkit, surga, neraka, qada dan qadar (takdir).
Tentang Ihsan kita dapat temukan dalam ilmu tasauf, sasarannya akhlak, budi pekerti, bathin yang bersih, bagaimana menghadapi Tuhan, bagaimana muraqabah dengan Tuhan, bagaimana membuang kotoran yang melengket dalam hati yang mendinding (hijab) kita dengan Tuhan, bagaimana Takhalli, Tahalli dan Tajalli. Inilah yang dinamakan sekarang dengan Tasawuf.

Setiap Muslim harus mengetahui 3 (tiga) unsur ini sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya dan memegang serta mengamalkannya sehari-hari.

Pelajarilah ketiga ilmu itu dengan guru-guru, dari buku-buku, tulisan  atau dalam jama’ah / manhaj / metode / jalan.
Waspadalah jika jama’ah / manhaj / metode / jalan yang “menolak” salah satu dari ketiga ilmu itu karena itu memungkinkan ketidak sempurnaan hasil yang akan dicapai.
Ilmu Tasawuf itu  tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dan bahkan Qur’an dan Sunnah Nabi itulah yang menjadi sumbernya.
Andaikata ada kelihatan orang-orang Tasawuf yang menyalahi syari’at, umpamanya ia tidak sholat, tidak sholat jum’at ke mesjid atau sholat tidak berpakaian, makan siang hari pada bulan puasa, maka itu bukanlah orang Tasawuf dan jangan kita dengarkan ocehannya.

Berkata Imam Abu Yazid al Busthami yang artinya, “Kalau kamu melihat seseorang yang diberi keramat sampai ia terbang di udara, jangan kamu tertarik kepadanya, kecuali kalau ia melaksanakan suruhan agama dan menghentikan larangan agama dan membayarkan sekalian kewajiban syari’at
Pendapat syaikh  Abu Al Hasan Asy-Syadzili, ” Jika pendapat atau temuanmu bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits, maka tetaplah berpegang dengan hal-hal yang ada pada Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian engkau tidak akan menerima resiko dalam penemuanmu, sebab dalam masalah seperti itu tidak ada ilham atau musyahadah, kecuali setelah bersesuaian dengan Al-Qur’an dan Hadits“.

Jadi syarat untuk mendalami ilmu Tasawuf (tentang Ihsan) terlebih dahulu harus mengetahui ilmu fiqih (tentang Islam) dan ilmu tauhid / usuluddin (tentang Iman).
Dengan ketiga ilmu itu kita mengharapkan meningkat derajat/kualitas ketaqwaan kita.
Mulai sebagai muslim menjadi mukmin dan kemudian muhsin atau yang kita ketahui sebagai implementasi Islam, Iman dan Ihsan.

Orang-orang yang paham dan mengamalkan ilmu Tasawuf dikenal dengan nama orang sufi.
Syekh Abu al-Abbas r.a mengatakan bahwa orang-orang berbeda pendapat tentang asal kata sufi. Ada yang berpendapat bahwa kata itu berkaitan dengan kata shuf (bulu domba atau kain wol) karena pakaian orang-orang shaleh terbuat dari wol. Ada pula yang berpendapat bahwa kata sufi berasal dari shuffah, yaitu teras masjid Rasulullah saw. yang didiami para ahli shuffah.
Menurutnya kedua definisi ini tidak tepat.

Syekh mengatakan bahwa kata sufi dinisbatkan kepada perbuatan Allah pada manusia. Maksudnya, shafahu Allah, yakni Allah menyucikannya sehingga ia menjadi seorang sufi. Dari situlah kata sufi berasal.

Lebih lanjut Syekh Abu al Abbas r.a. mengatakan bahwa kata sufi (al-shufi)
terbentuk dari empat huruf: shad, waw, fa, dan ya.
Huruf shad berarti shabruhu (kebesarannya), shidquhu (kejujuran), dan shafa’uhu(kesuciannya)
Huruf waw berarti wajduhu (kerinduannya), wudduhu (cintanya), dan wafa’uhu(kesetiaannya)
Huruf fa’ berarti fadquhu (kehilangannya), faqruhu (kepapaannya), dan fana’uhu(kefanaannya).
Huruf ya’ adalah huruf nisbat.

Apabila semua sifat itu telah sempurna pada diri seseorang, ia layak untuk menghadap ke hadirat Tuhannya.
Kaum sufi telah menyerahkan kendali mereka pada Allah. Mereka mempersembahkan diri mereka di hadapanNya. Mereka tidak mau membela diri karena malu terhadap rububiyah-Nya dan merasa cukup dengan sifat qayyum-Nya. Karenanya, Allah memberi mereka sesuatu yang lebih daripada apa yang mereka berikan untuk diri mereka sendiri.

Firman Allah ta’ala yang artinya: ”...Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki” (QS An-Nuur:21)
Firman Allah yang artinya,

[38:46] Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.

[38:47] Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.
(QS Shaad [38]:46-47)

Copas dari http://sufismenews.blogspot.com/2011/04/ilmu-tasawuf.html
Kamis, 13 Juni 2013 0 komentar

APA ITU SYARI’AH, TAREKAT, HAKIKAT DAN MAKRIFAT

Sebuah tela’ah ringan.
Di zaman saat ini seorang muslim terkadang telah dipusingkan atau dikotak-kotak dalam perbedaan antara Syari’at, Tarekat, Hakikat dan Makrifat. Sebenarnya apa itu semua, apakah itu sebuah kajian akademik ataukah sebuah dogma.
  • Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Sumber syariat adalah Al-Qur’an, As-Sunnah.
  • Tarekat (Bahasa Arab: طرق, transliterasi: Tariqah) berarti “jalan” atau “metode”, dan mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme/ mistisme Islam. Di zaman sekarang ini, tarekat merupakan jalan (pengajian) yang mengajak ke jalan Ilahiyah dengan cara suluk (taqarrub) yang biasanya dilakukan oleh salik.
  • Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-­benar ada. Yang berasal dari kata  hak (al-Haq), yang berarti milik (ke­punyaan) atau benar (kebenaran). kata Haq, secara khusus oleh orang-orang sufi sering digunakan sebagai istilah untuk Allah, sebagai pokok (sumber) dari segala kebenaran, sedangkan yang berlawanan dengan itu semuanya disebut batil (yang tidak benar).
  • Makrifat berarti pengetahuan yang hakiki tentang Ilahiyah. Dengan orang menjalankan Syari’at, masuk Tarekat, kemudian ber-Hakikat untuk mendapatkan Makrifatullah sehingga menjadi hamba yang selalu mendekatkan diri setiap detik hanya ke Allah.
Lantas bagaimana jalannya
Seharusnya orang yang mengaku ber-Tarekat, ber-Hakikat dan ber-Makrifat harus berada didalam Syari’at. seharusnya perjalan spritual berasal dari Makrifat yang berarti berpengetahuan meluas dalam memahami Islam baik dalam Al-Qur’an, Hadis, Usul Fiqih, Balaghoh, ‘Ard, dan Bahasa. Dengan keluasan makrifat orang akan mendapat Hakikat Ilahiyah yang melahirkan gerakan tarekat dan berujung pada inti Islam yang tidak lain Syari’at.
Perjalan Nabi Muhammad Saw dimulai dari ma’rifat, tarekat, hakikat dan akhirnya sampai pada syariat. Makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad saw bertemu jibril, hakikat saat dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk iqra, tarekat saat muhammad saw berjuang untuk menegakkan jalannya dan syariat adalah saat muhammad saw mendapat perintah untuk sholat saat isra mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. Munculnya istilah Tarekat, Hakikat, dan Makrifat dalam akademisi kajian Islam jauh setelah wafatnya Rasulullah Saw sekitar abad 5 Hijriyah. Sekitar zaman Hujjatul Islam Syeh Imam Al-Ghazaly Asy-Syafi’i yang menyendiri dari kajian ilmiyah (falsafah) setelah menulis Tahafut al-Falasifah. Kemuadian Al-Ghazali menjadi Sufi Sejati dengan menulis kitab sufi Ihya Ulumuddin. kemudian dunia Islam Timur Tengah tenggelam dalam sufi. Dan kemajuan Islam hanya di daerah Mongol, Turki, dan Spanyol yang diprakarsai Ibn Rusdi.
Tidak seharusnya seorang muslim sejati mengkotak-kotakan ini Syari’ah, ini Tarekat, ini Hakekat, ini Makrifat, karena yang berkata demikian hanyalah orang yang tidak banyak mengetahui ke-ilmuan Islam secara holistik.

RAHASIA MAKRIFAT
Sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT. Hapalan tetap lah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah tidak adakan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baharu sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka PASTI anda tidak akan sampai kehadirat-Nya.
Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya sudah pasti anda sangat heran dengan ucapan orang-orang yang sudah bermakrifat, bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rasulullah SAW dan melihat Allah SWT, dan anda menganggap itu sebuah kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebuat Khatamallahu ‘ala Qulubihim (Tertutup mata hati mereka) itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan.
Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)” (H.R. Abu Abdir Rahman As-Salamy).
Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu Zikir kepada Allah dengan segala konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain.
Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak.
Semakin tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut : “Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani).
Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat? Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini.
Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah.
Dan mereka ini mempunyai I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thariqat itu intisari dari Ilmu Syari’at.
Oleh karena itu jika anda ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya anda berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid (Khalifah) yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh dan ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan buku-buku lalu mengingkari bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli thariqat.
Dalam setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mau menangkap kehadiran Allah dengan segala sifat-sifatNya. Padahal sifat-sifat Allah sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyahNya yang terhampar di atas muka bumiNya. Betapa Allah –melalui ayat-ayat kauniyahNya- memang ingin menunjukkan keMaha KuasaanNya dan keMaha BesaranNya agar hamba-hambaNya senantiasa mawas diri, waspada dan berhati-hati dalam bertindak dan berprilaku agar tidak mengundang turunnya sifat JalilahNya yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapapun, dengan upaya dan sarana kekuatan apapun tanpa terkecuali, karena memang Allahlah satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap seluruh makhlukNya.
Berdasarkan pembacaan terhadap ayat-ayat Al Qur’an secara berurutan, terdapat paling tidak empat ayat yang menyebut sifat-sifat Jamilah dan Jalilah Allah secara berdampingan, yaitu: pertama, surah Al-Ma’idah [5]: 98, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. kedua, akhir surah Al-An’am [6]: 165, “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ketiga, surah Ar-Ra’d [13]: 6, “Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka.Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya”. Dan keempat, surah Al-Hijr [15]: 49-50, “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih”.
Pada masing-masing ayat di atas, Allah menampilkan DiriNya dengan dua sifat yang saling berlawanan; Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang yang merupakan esensi dari sifat JamilahNya, namun pada masa yang sama ditegaskan juga bahwa Allah amat keras dan pedih siksaanNya yang merupakan cermin dari sifat JalilahNya. Menurut Ibnu Abbas r.a, seorang tokoh terkemuka tafsir dari kalangan sahabat, ayat-ayat tersebut merupakan ayat Al Qur’an yang sangat diharapkan oleh seluruh hamba Allah s.w.t. (Arja’ Ayatin fi KitabiLlah). Karena –menurut Ibnu Katsir- ayat-ayat ini akan melahirkan dua sikap yang benar secara seimbang dari hamba-hamba Allah yang beriman, yaitu sikap harap terhadap sifat-sifat Jamilah Allah dan sikap cemas serta khawatir akan ditimpa sifat Jalilah Allah (Ar-Raja’ wal Khauf). Sementara Imam Al-Qurthubi memahami ayat tentang sifat-sifat Allah swt semakna dengan hadits Rasulullah s.a.w. yang menegaskan, “Sekiranya seorang mukmin mengetahui apa yang ada di sisi Allah dari ancaman adzabNya, maka tidak ada seorangpun yang sangat berharap akan mendapat surgaNya. Dan sekiranya seorang kafir mengetahui apa yang ada di sisi Allah dari rahmatNya, maka tidak ada seorangpun yang berputus asa dari rahmatNya”. ( HR. Muslim) Dalam konteks ini, Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi, seorang tokoh tafsir berkebangsaan Mesir mengelompokkan sifat-sifat Allah yang banyak disebutkan oleh Al Qur’an kedalam dua kategori, yaitu Sifat-sifat Jamilah dan Sifat-sifat Jalilah. Kedua sifat itu selalu disebutkan secara beriringan dan berdampingan. Tidak disebut sifat-sifat Jamilah Allah, melainkan akan disebut setelahnya sifat-sifat JalilahNya. Begitupula sebaliknya. Dan memang begitulah Sunnatul Qur’an selalu menyebutkan segala sesuatu secara berlawanan; antara surga dan neraka, kelompok yang dzalim dan kelompok yang baik, kebenaran dan kebathilan dan lain sebagainya. Semuanya merupakan sebuah pilihan yang berada di tangan manusia, karena manusia telah dianugerahi oleh Allah kemampuan untuk memilih, tentu dengan konsekuensi dan pertanggung jawaban masing-masing. “Bukankah Kami telah memberikan kepada (manusia) dua buah mata,. lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan; petunjuk dan kesesatan”. (QS. Al-Balad: 8-10)
Sifat Jalilah yang dimaksudkan oleh beliau adalah sifat-sifat yang menunjukkan kekuasaan, kehebatan, cepatnya perhitungan Allah dan kerasnya ancaman serta adzab Allah swt yang akan melahirkan sifat Al-Khauf (rasa takut, khawatir) pada diri hamba-hambaNya. Manakala Sifat Jamilah adalah sifat-sifat yang menampilkan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih, Penyayang, Pengampun, Pemberi Rizki dan sifat-sifat lainnya yang memang sangat dinanti-nantikan kehadirannya oleh setiap hamba Allah swt tanpa terkecuali. Dan jika dibuat perbandingan antara kedua sifat tersebut, maka sifat jamilah Allah jelas lebih banyak dan dominan dibanding sifat jalilahNya.
Pada tataran Implementasinya, pemahaman yang benar terhadap kedua sifat Allah tersebut bisa ditemukan dalam sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. Anas menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah bertakziah kepada seseorang yang akan meninggal dunia. Ketika Rasulullah bertanya kepada orang itu, “Bagaimana kamu mendapatkan dirimu sekarang?”, ia menjawab, “Aku dalam keadaan harap dan cemas”. Mendengar jawaban laki-laki itu, Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah berkumpul dalam diri seseorang dua perasaan ini, melainkan Allah akan memberikan apa yang dia harapkan dan menenangkannya dari apa yang ia cemaskan”. (HR. At Tirmidzi dan Nasa’i).
Sahabat Abdullah bin Umar ra seperti dinukil oleh Ibnu Katsir memberikan kesaksian bahwa orang yang dimaksud oleh ayat-ayat di atas adalah Utsman bin Affan ra. Kesaksian Ibnu Umar tersebut terbukti dari pribadi Utsman bahwa ia termasuk sahabat yang paling banyak bacaan Al Qur’an dan sholat malamnya. Sampai Abu Ubaidah meriwayatkan bahwa Utsman terkadang mengkhatamkan bacaan Al Qur’an dalam satu rakaat dari sholat malamnya. Sungguh satu tingkat kewaspadaan hamba Allah yang tertinggi bahwa ia senantiasa khawatir dan cemas akan murka dan ancaman adzab Allah swt dengan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepadaNya. Disamping tetap mengharapkan rahmat Allah melalui amal sholehnya.
Betapa peringatan dan cobaan Allah justru datang saat kita lalai, saat kita terpesona dengan tarikan dunia dan saat kita tidak menghiraukan ajaran-ajaranNya, agar kita semakin menyadari akan keberadaan sifat-sifat Allah yang Jalillah maupun yang Jamilah untuk selanjutnya perasaan harap dan cemas itu terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Boleh jadi saat ini Allah masih berkenan hadir dengan sifat JamilahNya dalam kehidupan kita karena kasih sayangNya yang besar, namun tidak tertutup kemungkinan karena dosa dan kemaksiatan yang selalu mendominasi perilaku kita maka yang akan hadir justru sifat JalilahNya. Na’udzu biLlah. Memang hanya orang-orang yang selalu waspada yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi. Saatnya kita lebih mawas diri dan meningkatkan kewaspadaan dalam segala bentuknya agar terhindar dari sifat Jalilah Allah swt dan senatiasa meraih sifat jamilahNya. Dan itulah tipologi manusia yang dipuji oleh Allah dalam firmanNya yang bermaksud, “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia senantiasa cemas dan khawatir akan (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]: 9)
Semoga kasih sayang Allah yang merupakan cermin dari sifat JamilahNya senantiasa mewarnai kehidupan ini dan menjadikannya sarat dengan kebahagiaan, ketentraman dan kesejahteraan lahir dan bathin. Dan pada masa yang sama, Allah berkenan menjauhkan bangsa ini dari sifat JalilahNya yang tidak mungkin dapat dibendung dengan kekuatan apapun karena memang mayoritas umat ini mampu merealisasikan nilai iman dan takwa dalam kehidupan sehari-hari mereka.


Dikutip dari : Tulisan Syekh Samman
http://sammaniyah-life.weebly.com/kajian-ilmu.html

http://bbgkyn.wordpress.com/2013/02/22/apa-itu-syariah-tarekat-hakikat-dan-makrifat/
Senin, 08 April 2013 0 komentar

ARTI DINDING (WALL) PADA FACEBOOK {Antara Facebook dan Yahudi}


1. Tembok Ratapan
Ibu Kota Israel yang luasnya sekitar 700 kilometer ini adalah kota yang berdiri di sekitar pegunungan yang indah. Penuh dengan situs-situs suci bagi umat berbagai agama, sehingga menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Tembok Barat alias Tembok Ratapan, misalnya. Dinding bait suci di Jerusalem yang dibangun oleh Raja Salomon atau Sulaiman dan Bait Suci itu hancur ketika Israel diserbu tentara Romawi pada 70 Masehi. Bangsa Yahudi percaya tembok ini tidak ikut hancur karena di tempat ini berdiam Shekhinah. Dengan demikian, berdoa di tembok ini sama artinya berdoa kepada Tuhan. Biasanya, peziarah dari berbagai penjuru dunia juga menyelipkan kertas doa di sela-sela batu tembok ratapan.Tembok ini dulunya dikenal hanya sebagai Tembok Barat, tetapi kini disebut “Tembok Ratapan” karena di situ orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa mereka, orang Yahudi juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. Panjang tembok ini sebenarnya sekitar 485 meter. Namun kini yang tersisa hanya 60 meter.Tembok tersebut berbatasan langsung dengan Masjid Al-Aqsa dan Masjid Omar. Bagi kaum muslim, dinding ini merupakan dasar dari Masjid Suci Al-Aqsa. Tembok ini dibagi dua dengan sebuah pagar pemisah atau mechitza untuk memisahkan laki-laki dan perempuan karena Yahudi ortodoks saat berdoa tidak boleh bersama-sama dengan perempuan. Pada 1948 hingga 1967, Yahudi tidak diperkenankan untuk mendatangi tembok ini lantaran berada di bawah pengawasan pemerintahan Yordania.

2. Apakah Hubungan Tembok Ratapan dengan Wall Facebook?
Kenapa di Facebook mempunyai Wall (Dinding/Tembok)? Karena pemiliknya -Mark Zuckerberg- adalah orang Yahudi – walau kabar terakhir dia mengproklamirkan diri sebagai atheis-, (mungkin) terinspirasi dari salah satu tempat suci Yahudi di Yerusalem yang bernama Tembok Ratapan. Dimana kaum Yahudi melakukan ritual ibadah dengan berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa mereka, orang Yahudi juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. Itulah (mungkin) inspirasi Facebook Wall, untuk curhat, dan sebagainya.

3. Tembok Ratapan = Wall Facebook?
Tembok ratapan itu kini masih berdiri, dan masih banyak orang datang ke sana untuk berdoa dan meratap, sekaligus menuliskan harapan-harapannya lalu menyelipkannya ke dinding- dinding tembok itu. Nah, kini ada sebuah tembok baru yang dibuat di luar tembok ratapan itu. Jika yang datang ke tembok ratapan sebagian besar adalah orang-orang yahudi, maka di tembok baru itu, yang datang meratap bukan saja orang-orang yahudi, tetapi juga orang-orang Muslim dan orang-orang umum. Mereka dengan leluasa meratap, mengeluarkan keluh kesahnya, menuliskan harapan-harapannya, dan menghaturkan doa-doanya. Bahkan, jika Tembok Ratapan di Palestina hanya sedikit pengunjungnya, itu pun tidak setiap hari, maka tembok yang baru ini selalu dipenuhi oleh pengunjung dari segala penjuru dunia tiap harinya. Bahkan ada yang setiap hari tidak pernah meninggalkan tembok baru ini saking khusyuknya ibadah mereka di tempat itu. Meski begitu, ia tidak pernah sesak, para pengunjungnya bisa dengan leluasa mengunjungi tembok-tembok itu. Bahkan, mereka diberikan kemudahan dengan dibebaskannya mereka membuat privatisasi pada sebagian tembok tertentu. Mereka bisa menuliskan harapannya, menyelipkan keluh kesah dan doa-doa panjangnya di dinding- dinding tembok itu, bahkan kini mereka juga dapat menyelipkan foto-foto diri mereka. Mereka juga dapat berinteraksi dengan pengunjung lain yang juga menjadi peratap di tembok itu. Kadang, mereka saling bertukar komentar atas keluhan, harapan, doa, atau sekadar celoteh kecil yang disisipkan di dinding mereka. Begitu mudah, begitu akrab, dan begitu alami…
Ya.. tahukah kalian? Kini, tembok ratapan itu bernama Facebook!!! Di Facebook, kita mengenal istilah wall/dinding. Di sana kita biasa mencurahkan isi kepala kita, harapan, doa dan sebagainya. Secara konseptual, ini sama dengan konsep tembok ratapannya orang yahudi. Bedanya, tembok ratapan kita itu adalah tembok maya, sementara tembok ratapan orang yahudi itu bersifat nyata.
Ya, di sini kita bisa melihat bagaimana orang yahudi itu mengamalkan ajaran agamanya, bahkan sampai di dunia maya. Bukankah pemilik dan penggagas facebook ini adalah orang yahudi?

4. Siapa Mark Zuckerberg?
Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, seorang Yahudi yang lahir di New York pada 14 Mei 1984. Tahun 1984 adalah tahun dimana George Orwell menulis dalam bukunya, sebagai deklarasi tahun peperangan untuk menguasai dunia. Nama lain dari New York adalah Little Israel (Israel Kecil), karena kota ini menjadi tempat tumbuh subur dan berkembang para Yahudi di AS. Zuckerberg mengoperasikan Facebook di seluruh dunia di sebuah kamar kecil di Harvard, sebuah institusi pendidikan yang dipegang oleh Yahudi. Dan nama Facebook berakar kata dengan Faceit, sebuah kata yang terkenal sebagai jargon Yahudi dalam menguasai dunia. Jadi, Facebook bukanlah sebuah kebetulan. Saat ini, jutaan orang hinggap di Facebook. Anda akan dianggap mahluk aneh ketika hidup di kota namun tidak mempunyai account Facebook. Facebook yang memungkinkan pertama kali orang mengakses jaringan maya selama 24 jam karena kemudahan GPRS di telefon genggam. Hingga, dengan mudah, semua orang bisa diketahui keberadaannya. Dengan mempunyai account Facebook, itu artinya, Anda membiarkan isi hati Anda bicara di depan publik. 

5. Sekedar Renungan dan Nasehat
Terus terang hati ini merasa tidak enak melihat banyak status tidak jelas dan kurang bermanfaat muncul dari account teman-teman. Tidak mengapa jika yang ditulis atau disampaikan berupa ilmu, nasehat atau info-info yang bermanfaat. Namun kalau sekedar isi hati, luapan perasaan, kekecewaan, kegaguman atau entah apapun namanya yang kiranya tidak bermanfaat maka kiranya tidak perlu ditulis/ disampaikan lewat fb atau yang lainnya. Selain hal itu sia-sia, hal tersebut juga tidak baik untuk menjaga ‘privasi’ dan muru’ah/kehormatan diri. Hendaknya kita senantiasa menjaga waktu kita, jangan hanya dihabiskan untuk sekedar update status atau membalas/berkomentar pada status- status yang tidak jelas. 

Betapa indah apa yang disampaikan Rasulullah, Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : 
“Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” [Hadis hasan riwayat Tirmidzi (no. 2318) dan lainnya]

6. Waktu yang Sia-Sia Di Depan Facebook
Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!! 

Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan:
“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas:
“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah).

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

Ingatlah … Kematian Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu.
Ibnul Qayyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu:
“Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

7. Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah
Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi pesan nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut. Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. 

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.”  (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 10 bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat. Setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Dan fenomena demikian menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga .

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan dengan sindiran keras kepada kita, “Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).

Beberapa orang sering dgn mudahnya meng-up date status mereka dgn kata-kata yg tidak jelas, entah apa tujuannya selain untuk numpang beken, cari perhatian dan pengin ada komen- komen dari lainnya.
> Dingin . . .
> B.E.T.E. . . .
> Capek
> Puanass buaget neh !
> Arghhh .. . !!!!
> Gile tuh org !
> Aku masih menanti . . .
> Galau..!!
> etc….

8. Adab-Adab Berfacebook
Berikut ini dilampirkan adab-adab mengenai perilaku ataupun sikap yang harus dilakukan dalam menggunakan jaringan Facebook, yang merupakan media terbesar yang sedang populer di lingkup kehidupan kita :

  •  Sopan.
Baik di dunia nyata maupun dunia maya, bila anda ingin berkenalan tentunya harus sopan dan jujur. Ketika berteman dengan teman-teman atau sahabat lainnya, janganlah melupakan peran teman anda sebagai penghubung anda yang bisa menjelaskan bahwa anda mengetahui profil mereka melalui teman anda. 

Rosulullah bersabda,
“Kamu semua tidak mungkin dapat bergaul dengan orang lain dengan menggunakan hartamu saja, tetapi hendaklah seseorang dari kamu semua itu bergaul dengan mereka, dengan muka yang berseri-seri dan berakhlak yang baik”
(HR Thabrani, Baihaqi dan lain-lain).

Rosulullah juga bersabda, “Sayapun suka juga bersendagurau, tetapi saya tidak akan mengucapkan melainkan yang hak.” (HR Thabrani dan Khatib).

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rosulullah mengajarkan dalam pertemanan berlaku sopan dan jujur dalam arti sopan dengan bermuka berseri-seri dan berakhlak yang baik, serta bila bersendagurau berlakulah mengucapkan yang hak atau jujur.

  •  Janganlah berkomentar yang berkaitan dengan gagalnya hubungan anda.
Bila anda sedang patah hati atau putus cinta atau kesal setengah mati karena sesuatu hal atau kekasih pergi dengan perempuan lain, sebaiknya simpan saja di ruangan pribadi anda. Janganlah mengubarnya di jejaring ini (diungkapkan dalam status). Jika ingin mendapatkan simpati atau menumpahkan unek-unek kekesalan anda, teleponlah teman atau sahabat. Janganlah bertanya pada orang-orang di dunia maya yang diakses oleh orang banyak. Biasanya seseorang yang kesal atau gagal dalam sesuatu hubungan mengucapkan kata-kata yang kotor, kata-kata yang rendah dan bila diucapkan secara langsung dengan suara yang keras dan memaki-maki.

 Untuk itu, Rosulullah bersabda,
“Jauhilah kamu semua akan kata kotor, karena Allah tidak suka kepada kata kotor atau yang menyebabkan timbulnya kata kotor dari orang lain.” (HR Nasai, Hakim dan Ibnu Hibban).
“Seorang mukmin bukanlah tukang pemberi celaan, tukang melaknati orang, tukang berkata kotor atau berkata rendah” (HR Tirmidzi)

“Sesungguhnya Allah itu tidak suka kepada orang yang kotor katanya, yang menyebabkan timbulnya kata-kata kotor dari orang lain, juga yang suka bersuara keras (berteriak-teriak) di pasar-pasar.” (HR Ibnu Abiddunya dan Thabrani).

  •  Jangan curhat dan buka rahasia. 
Curhat memang menyenangkan, namun sebaiknya lihat-lihat tempat bila ingin curhat. Cobalah gunakan cara yang konvensional dibanding melakukannya di jejaring pertemanan ini. Khan bisa menggunakan email, telepon atau mengajak teman/sahabat minum kopi bareng-bareng. Jangan menulis hal-hal yang sangat pribadi ini ke status, karena akan merugikan sendiri. Kalau pribadi orang lain bagaimana? Membuka rahasia pribadi saja tidak diperkenankan, apalagi rahasia orang lain. 

Rosulullah bersabda,
“Apabila seseorang mengadakan suatu percakapan, kemudian ia pergi, maka apa yang dikatakannya itu adalah amanah (yang wajib disimpan baik-baik)” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

“Percakapan itu adalah amanah antara kamu semua” (HR Ibnu Abiddunya).

Jadi menyiar-nyiarkan rahasia itu adalah haram, jika akan menimbulkan suatu bahaya, namun suatu cela besar jika tidak sampai menimbulkan bahaya apa-apa.

  •  Jangan menghina, mencaci dan menyebarkan fitnah
Seperti di dunia nyata, di dunia maya pun dituntut untuk menjaga tutur kata yang baik. Bila anda mencaci maki dengan kata yang kasar, bisa-bisa anda dinilai sebagai orang yang enggak asyik, dan tentunya akan menjatuhkan reputasi anda di mata teman-teman. Ada seorang teman marah-marah, karena seorang temannya menagih hutang di status atau komentar, dia merasa tersinggung karena seluruh teman tahu akan hal itu. Perbuatan menghina dan mengejek diharamkan dan dilarang keras oleh ajaran agama Islam. 

Sebagaimana Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan. Jangan pula golongan wanita menghina kepada golongan wanita yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan” (Al-Hujurat ayat 11).

“Janganlah kau ikuti orang yang suka mencela serta berjalan (kesana kemari) menyebarkan fitnah” (Al-Qalam ayat 11).

Untuk itu, Rosulullah bersabda,
“Janganlah kamu semua memaki-maki mereka itu (yakni orang-orang musyrikin yang terbunuh dalam peperangan Badar), karena tidak ada sesuatu apapun yang membekasi orang-orang yang mati itu dengan apa-apa yang kamu semua ucapkan, bahkan hanya menyakiti orang-orang yang masih hidup saja (seperti keluarga mereka dan lain-lain). Ingatlah bahwa kata-kata yang rendah itu adalah suatu kehinaan (bagi yang mengucapkan)” (HR Ibnu Abiddunya dan Nasai).

“Yang amat dicintai dari kamu semua di sisi Allah adalah yang terbaik akhlaknya, yang dermawan lagi gemar menjamu orang, yang dapat menyesuaikan diri lagi dapat diikuti penyesuaian dirinya itu, sedangkan yang amat dibenci dari kamu semua itu di sisi Allah adalah orang-orang yang suka berjalan dengan berbuat adu domba, yang memecah belah antara saudara-saudara, lagi pula yang mencari-cari alasan untuk melepaskan diri dari kesalahan-kesalahan” (HR Ahmad)

  •  Kenali perbedaan antara wall (status) dengan message.
Suatu pernyataan yang menyangkut hubungan pribadi anda sebaiknya tidak perlu terlalu diekspos. Ingat kan ini juga dibaca oleh orang banyak, dan kalimat-kalimat nya mungkin lebih cocok jika disampaikan melalui message di inbox. 

Allah berfirman,
“Jika ada seorang fasik datang kepadamu dengan membawa suatu berita, maka periksalah dahulu dengan seksama” (Al-Hujurat ayat 6). 

  •  Jangan terlalu sering mengeluh.
Ketika anda punya masalah dengan atasan, rekan kerja atau klien anda, hindari mengeluhkan hal tersebut di facebook. Ingat status anda dapat dibaca oleh banyak orang, termasuk atasan dan relasi anda. Coba ingat lagi, mereka sudah menjadi teman anda kan? Jadi jagalah jempol anda agar tidak mengetik sembarangan. Mereka akan berfikir bahwa anda tidak professional. Daripada berkeluh kesah, sebaiknya tuliskan hal-hal yang positif yang membuat orang lain bersemangat dan bermotivasi. 

Berkeluhkesahlah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
“Katakanlah : Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Az-Zumar ayat 53).

“Bermohonlah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Tuhan itu tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas”. (Al-A’raf ayat 55).

  •  Jangan sekali-kali membuat profil palsu.
Biasanya hal ini terkati dengan urusan asmara anda yang gagal dan membuat anda dendam. Mungkin terlintas di benak anda untuk membuat akun palsu, nama palsu agar mantan pacar atau suami yang telah menyakiti anda tidak mengenalnya. Kemudian, anda posting atau membuat status-status hal-hal yang buruk tentangnya. 

Berkaitan dengan hal tersebut, Rosulullah bersabda:
“Ada tiga perkara, barangsiapa memiliki semua itu dalam dirinya, maka ia adalah seorang munafik, sekalipun ia sholat, berpuasa dan mengira bahwa ia seorang muslim, yaitu jika berkata dusta, jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya berkhianat” (HR Bukhari dan Muslim).

“Ada empat perkara, barangsiapa yang memiliki semuanya itu dalam dirinya, maka ia adalah seorang munafik, sedangkan barangsiapa yang memiliki salah satu dari sifat-sifat itu di dalam dirinya, maka ia memiliki salah satu kemunafikan, sehingga ia meninggalkan sifat tersebut. Empat perkara itu adalah jika berbicara dusta, jika berjanji menyalahi, jika menjanjikan sesuatu bercidera dan jika bermusuhan berlaku curang” (HR Bukhari dan Muslim).

“Amat besarlah pengkhianatannya jika engkau mengatakan suatu percakapan kepada saudaramu yang ia dapat mempercayai kata-katamu itu, sedang engkau sendiri berdusta kepadanya dalam kata-katamu tadi” (HR Bukhari).

“Saya berwasiat kepadamu agar tetap bertakwa kepada Allah, benar dalam berkata-kata, menunaikan amanah, menepati janji, menyedekahkan makanan dan merendahkan diri” (HR Abu Na’im).

  •  Membalas setiap pesan
Jawablah pesan dari teman anda jika mereka menanyakan sesuatu. Abaikan saja jika ada yang mengirimkan pesan negative dan jangan terpancing serta membuang waktu anda dengan menanggapi orang tersebut. Sama saja di dunia nyata dengan dunia maya juga dalam bersilaturahmi ke teman atau saudara, walau sekedar bercakap-cakap, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan adab bertamu yaiu “mengucapkan salam”. Dengan mengucapkan salam berarti anda mendoakan semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat An-Nur ayat 27,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya”.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dikisahkan bahwa Kaldah bin Hnbal disuruh Shafyan bin Umaiyah untuk mengantarkan susu dan makanan kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang berada di atas lembah. Kaldah langsung menemui Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa mengucapkan salam dan minta izin. Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya keluar kembali dan mengucapkan, “Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk?”. Inilah ajaran Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim/muslimah. Selanjutnya “meminta izin masuk” (Perhatikan Surat An-Nur ayat 27). Lalu, “bersikap tawadlu dalam majelis tuan rumah”, dimana sudah menjadi hal yang lumrah bahwa siapapun yang menjadi tuan rumah tentu ia tidak ingin melihat tamunya berlaku tidak sopan.

  •  Hargai usaha orang lain.
Hargailah usaha orang lain yang membuat tulisan, kutipan, petunjuk, saran ataupun kritik yang membangun. 

Allah berfirman,
“Kami (Allah) mencatat apa-apa yang telah mereka lakukan dahulu-dahulu dan apa-apa yang merupakan bekas dari amalan-amalannya itu” (Yaa Siin ayat 12).

Akan diberitahukanlah kepada manusia pada hari kiamat itu apa-apa saja amalan yang dilakukannya dahulu atau belakangan” (Al- Qiyamah ayat 13).

Rosulullah bersabda :
“Tinggalkanlah berbantah-bantahan itu sebab sedikit kebaikannya. Tinggalkanlah berbantah- bantahan itu, sebab sedikit kemanfaatannya. Berbantah-bantahan itu hanya menimbulkan perseteruan saja antara sesama saudara” (HR Thabrani).

“Janganlah engkau berbantah-bantahan dengan saudaramu, jangan pula bersendagurau dengannya (yang melampaui batas) dan jangan sekali-kali engkau mengemukakan janji kepadanya akan suatu perjanjian kemudian engkau tidak menepatinya” (HR Tirmidzi).

Marilah Manfaatkan Facebook untuk menyebarkan kebaikan!!
“Ketika ku mohon pada Allah KEKUATAN,
Allah memberiku kesulitan agar aku kuat
Ketika ku mohon pada Allah KEBIJAKSANAAN,
Allah memberiku masalah agar kupecahkan
Ketika ku mohon pada Allah KESEJAHTERAAN,
Allah memberiku akal untuk berfikir
Ketika ku mohon pada Allah KEBERANIAN,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi”
Waffaqanallahu Jami’an Ilal Khair..


Sabtu, 23 Maret 2013 0 komentar

Konspirasi di Balik Program KB, Imunisasi dan Makanan


Kita mungkin mengira bahwa hidup kita sekarang biasa-biasa saja, santai-santai saja tanpa mengetahui bahwa di sana ada yang memonopoli hidup kita. Padahal kalo kita cermati, kemudian kita telusuri lebih jauh dunia ini penuh kebohongan, manipulasi, dan monopoli. Bahkan tak sedikit dari kita "termakan" dengan kebohongan yang mereka buat.


Di sana ternyata ada segelintir kelompok manusia yang mungkin ketika kita tahu apa saja yang mereka lakukan, kita akan bertanya "Kok bisa mereka sehajat itu?", yang ternyata kelompok tersebut memiliki tingkat kejahatan di atas pikiran manusia, kejahatan yang sangat tak masuk akal. Kenapa saya katakan begini? Karena mereka tidak akan puas dengan apa yang mereka dapatkan, bahkan sampai dunia dimilikinya pun mereka tidak akan pernah merasa puas.

Sebenarnya pembahasan tentang ini sangat panjang, namun saya akan menyampaikannya secara singkatnya saja, tujuannya agar kita semua "melek", tahu, sadar, dan kemudian melakukan sesuatu apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Apa itu konspirasi?

Menurut Wikipedia, Teori persekongkolan atau teori konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory) adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh.

Sederhananya mereka adalah sekumpulan orang yang merencanakan sebuah planning untuk suatu kejahatan tertentu (makar). Tentu saja semua agenda yang direncanakan pada awalnya bersifat rahasia, rapi, tertutup, dan tersembunyi. Karena tujuan mereka adalah kejahatan, dan setiap rencana kejahatan pastinya akan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Namun seiring berjalannya waktu, konspirasi mereka terbuka. Rahasia yang mereka tutup-tutupi tercium publik. Selanjutnya kita akan bertanya dari mana publik tahu tentang agenda rahasia mereka? Hal ini bisa diketahui:

• Dari kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dari agenda tersebut. Contoh yang paling kita kenal adalah kasus WTC. Ratusan bukti ilmiah ditemukan publik bahwa pelakunya adalah orang dalam (job inside)
• Ada banyak mantan anggota kelompok tersebut yang membeberkan rahasia terselubung mereka. Akhirnya dokumen rahasia mereka bocor. Dan biasanya ketika mantan anggota ini membuka rahasianya, maka ia akan berakhir dengan tragis, yaitu dibunuh. Bahkan sekarang ada situs wikileaks yang menguak kejahatan-kejahatan mereka yang sudah terplanning begitu rapi.

Jika rahasia jahat tersebut diketahui publik, maka mereka akan melakukan opini tandingan dengan membuat berita yang digencarkan oleh media sehingga menjadikan sesuatu yang benar menjadi tidak benar. Di kantor CIA ada sebuah unit khusus yang namanya Disinformation Unit, tugasnya adalah mengacaukan berita yang sudah bocor ke masyarakat.

Siapa sebenarnya mereka itu?

Dari tadi kita hanya menyebut-nyebut kata "mereka'' . Sebenarnya siapa mereka itu?
Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, jangankan mempercayai sebagaimana yang dipercayai orang Islam, percaya kepada apa yang dipercayai Nasrani dan Yahudi saja mereka tidak mengakui.

Jika dirunut sejarahnya mereka adalah orang-orang Bani Israil. Kita ulas sedikit saja, Bani Israil adalah keturunan Nabi Ya'kub as. Bermula dari putera beliau yang berjumlah 12 orang kemudian masuk ke Mesir pada masa Nabi Yusuf as. sebagaimana dikisahkan dalam QS. Yusuf. Selama di Mesir mereka berkembang biak dan beranak-pinak. Ketika masa Firau'n mereka dijadikan budak, disuruh kerja paksa sampai datangnya Nabi Musa as. yang menyelamatkan mereka dari cengkraman Fira'un dan mengajak mereka keluar dari Mesir menuju promised land atau tempat yang telah dijanjikan dan disediakan Allah untuk mereka yaitu wilayah Syam –sekarang Palestina- namun mereka menolak. Akhirnya mereka terlunta-lunta tidak memiliki tempat permanen selama 40 tahun sebagaimana tertulis dalam al-Quran Surat al-Maidah

"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".(al-Maidah:20)

" Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi".(al-Maidah:21).

Maksudnya: tanah Palestina itu ditentukan Allah bagi kaum Yahudi selama mereka iman dan taat kepada Allah.Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya." (al-Maidah:22)

Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (al-Maidah:23)

Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." (al-Maidah:24)

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu." (al-Maidah:25)

Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." (al-Maidah:26)

Setelah masa 40 tahun selesai, sepeninggalnya Nabi Musa as. pemimpin Bani Israil adalah Yusya' bin Nun –kalau dalam bahasa mereka menyebutnya Joshua- dan pada masa inilah mereka memasuki Palestina kemudian berlangsung selama bertahun-tahun hingga kepemimpinan Nabi Daud as, Nabi Sualiman as, dan masa Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as, sampai datangnya Nabi Isa as. Pada masa Nabi Isa as. ada seorang raja Nebukadnezar II menaklukkan Yahudi (orang-orang Bani Israel) dan Yerusalem dan mengirim orang-orang Yahudi ke pembuangan. Yang artinya mereka berpencar-pencar lagi tidak memiliki tempat tinggal permanen (nomaden), ada yang tinggal di Madinah, Eropa, dan Amerika. Di tempat-tempat inilah mereka berkembang biak. Mereka memiliki banyak organisasi rahasia diantaranya yang kita kenal adalah Freemansory dan Zionisme. Kalau Freemansory secara singkatnya adalah mereka orang-orang yang mendirikan Amerika, seperti George Washington. Sedangkan gerakan zionisme baru diresmikan tahun 1897, pendirinya adalah Teodhor Herzl.

Tujuan Mereka itu Apa?

Agenda terbesar mereka yaitu ingin menciptakan "New World Order" atau sebuah tatanan dunia baru, mereka ingin menguasai dunia, ingin dituhankan, yang ada di dunia hanya ras-ras keturunan mereka saja, kalaupun ada ras lain tentunya hanya dijadikan sebagai budak. Dan yang tidak kalah penting, tentunya mereka juga ingin agar manusia mempercayai dengan apa yang mereka percayai.

Untuk mewujudkan keinginannya itu mereka menempuh berbagai cara, menyelusup masuk ke dalam lini kehidupan manusia dari berbagai aspek. Mulai politik, Ekonomi, Budaya, Pendidikan, Kesehatan dll.

Dari segi politik misalnya, silahkan telusuri negara mana yang kendalinya tidak dikontrol Amerika dan sekutunya, hampir seluruh Negara yang ada di dunia "tunduk" di bawah cengkraman Amerika.

Dari segi ekonomi, lihat saja sekarang mata uang mana yang paling kuat di dunia ini, kita semuanya tentu mengenal dolar Amerika, bahkan dalam uang 1 dolar jika kita cermati di sana terdapat beberapa simbol kelompok mereka. Atau jangan jauh-jauh, Negara kita Indonesia sudah benar-benar "terjajah", bahasa halusnya mengadakan "kerjasama", padahal intinya mengeruk kekayaan Indonesia.

Dari segi budaya, mereka juga telah banyak menyusupkan secara halus tentang ajaran yang mereka anut melewati lagu dan film, bahkan film anak-anak yang ditonton oleh anak-anak kecil telah mereka susupi ajaran mereka. Salah satu contohnya film Pokemon, Dr. Yusuf Qardhawi juga telah melarang film ini karena di dalamnya terdapat simbol-simbol zionis yahudi.

Dari segi pendidikan, sejak kita di bangku sekolah dasar (SD) ada pelajaran biologi. Sejak kecil, ternyata kita sudak dicekoki ajaran yang bertentangan dengan syariat Islam, salah satunya adalah Teori Evolusi Darwin yang mengatakan bahwa asal muasal manusia itu adalah dari kera. Mereka adalah orang-orang yang ahli berkonspirasi dengan menciptakan "Pohon Evolusi Manusia" yang menggambarkan penjelmaan manusia dari kera. Dan mereka tidak hanya licik berdusta, namun juga mampu menjejali pikiran kaum cendikia dengan ideologi ini melalui institusi pendidikan dan kurikulum sekolahan. Dan ini bertentangan langsung dengan konsep dasar penciptaan manusia yang memiliki asal-usul dari Nabi Adam 'alaihissalam.

Begitu juga dengan cara memberikan beasiswa Cuma-cuma dengan tujuan untuk "Brain-washing" mencuci otak mereka, dan ketika para mahasiswanya ini kembali ke negaranya diharapkan mampu mengajarkan hasil didikannya.

Dan yang terakhir yaitu segi kesehatan , mereka membentuk badan yang namanya WHO dan bernaung di bawah PBB. Melalui badan inilah mereka gencar menjalankan program-program kejahatan yang membahayakan. Mereka memiliki sebuah program rahasia yang berangkat dari keyakinan pagan yang ingin memelihara keselarasan populasi manusia dengan bumi. Mereka ingin bumi hanya dihuni setengah miliar orang saja. Sedangkan hasil kependudukan sensus internasional tahun 2009 mencatat jika total jumlah manusia di bumi ini telah mencapai angka lebih dari enam miliar orang. Jika demikian, mereka memiliki program global untuk memusnahkan lima setengah miliar orang!Benar-benar membuat kita tidak habis pikir.

Sebagaimana kita singgung di atas bahwa tujuan mereka adalah ''menciptakan tata dunia baru", dan mereka pun memiliki 10 perintah tatanan dunia baru yang tercantum di Georgia Guidestones. Salah satu pesannya adalah: " Memelihara jumlah ras manusia di bawah angka 500.000.000 (setengah miliar)--

Salah satu cara untuk menekan pertumbuhan penduduk yaitu dengan dicanangkannya program KB, Imunisasi, serta melewati makanan yang terjual bebas di mal-mal dan supermarket di seluruh dunia semuanya telah disusupi bahan-bahan kimia berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah seorang tokohnya yaitu mantan menlu AS, Henry Kissinger dengan berani telah menyatakan akan menggunakan makanan sebagai senjata pemusnah masal. Menurut Kissinger, untuk mengurangi populasi penduduk dunia harus dilakukan lewat berbagai cara, antara lain lewat program pembatasan kelahiran yang resmi atau Keluarga Berencana, perang, penyakit, rekayasa wabah kelaparan dan juga penyebaran penyakit di wilayah tertentu.--

Meyinggung sedikit masalah KB, apakah kita mengira bahwa pencetus KB adalah pemerintah Indonesia? Ternyata tidak, pencetur KB adalah Margareth Higgins Sanger, ia adalah seorang tokoh rasialis yaitu mengakui bahwa di dunia ini ada ras tertentu yang lebih unggul dibanding ras yang lain. Orang rasialis selalu memiliki agenda yang tidak wajar, yaitu memusnahkan, membunuh, menyingkirkan seluruh ras yang mereka anggap rendah. Ini sangat bertentangan sekali dengan ajaran al-Quran yang tidak membeadkan antara sesame manusia dari segi apa pun kecuali ketakwaan. Lantas rasa apa yang mereka anggap unggul? Tentu saja ras Bani Israil atau yahudi itu sendiri. Dari sini, bisa kita tarik kesimpulan apa tujuan di balik program KB yang kian gencar dicanangkan pemerintah. Bahkan pada masa Soeharto dengan terang-terangan menggemakan "dua anak cukup" juga diwajibkannya pemasangan KB bagi para PNS. Jadi program KB adalah salah satu cara untuk menekan populasi manusia.

Selanjutnya adalah Imunisasi dan Vaksinasi. Dengan alasan untuk menjaga kekebaaln tubuh sang bayi yang tak berdosa diadakanlah program Imunasi. Padahal sejatinya Imunasi adalah pemasukkan "racun". Program vaksinasi yang gencar dikampanyekan secara global sejak puluhan tahun lalu sesungguhnya tidak perlu dilakukan karena sistem tubuh manusia pada dasarnya telah memiliki ketahanannya sendiri terhadap penyakit--

Cara lain yang ditempuh untuk mengurangi populasi manusia yaitu melewati makanan yang dikonsumsi masyarakat yang telah disusupi berbagai bahan kimia. Bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam bahan makanan diantaranya seperti MSG, Aspartame, Siklamat, dsb. Jahatnya mereka, MSG yang sudah diketahui banyak orang sebagai bahan kimia berbahaya, sekarang namanya dibuat banyak untuk menipu orang.

Zat-zat kimia berbahaya ini telah masuk ke berbagai makanan, minuman, bahkan obat-obatan medis yang tersebar ke seluruh penjuru dunia dan anehnya diberi label "aman untuk dikonsumsi". Padahal FDA - merupakan Badan pengawas makanan dan obat di bawah Kementrian Kesehatan dan Layanan Amerika Serikat- telah mengeluarkan 92 daftar penyakit yang bisa ditimbulkan oleh racun aspartame sendiri. Namun setelah itu FDA kemudian menyetujui aspartame. Aneh bukan?--

Sedangkan kandungan MSG dan bahayanya

Hal di atas adalah pembunuhan manusia secara perlahan, namun yang lebih tidak masuk akal lagi, dan tentu jika kita mengdengar hal ini kita takkan percaya, bahwa mereka, memiliki sebuah badan yang dapat memanipulasi cuaca dan menciptakan badai (HAARP) dan salah satu contoh yang mulai dianalisa oleh para peneliti adalah; Tsunami di Aceh di akhir tahun 2004, banyak peneliti yang menyatakan bahwa tsunami tersebut adalah buatan HAARP ini.

Inilah berbagai strategi dan program rahasia Washington tentang "Depopulation program" atau penekanan jumlah populasi manusia. Mereka telah tersebar di berbagai Negara dan mereka memang ingin memusnahkan sebagian besar manusia hingga hanya golongan mereka yang bisa hidup dan beranak pinak di dunia yang luas dan kaya ini.

Untuk lebih lengkapnya bisa dicari di internet yang telah banyak artikel yang memuat tentang masalah ini. Wallahu A'lam 

 Oleh: Neneng S Radhiyyatillah

link: http://fosqi-kairo.blogspot.com/2011/11/konspirasi-di-balik-program-kb.html
Minggu, 10 Maret 2013 0 komentar

[MUSLIM SHARING]˙·٠•●♥ Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ Menunda Kematian Dengan Bersedekah Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ♥●•٠·˙

:: MENUNDA KEMATIAN DENGAN BERSEDEKAH ::

Hanya Allah sajalah yang mengetahui kematian seseorang.
Kisah ini terjadi pada jaman Nabi Ibrahim as, Beliau mempunyai seorang murid yang akan segera menikah. Tapi sebelum pemuda ini menikah , Nabi Ibrahim as ditemui oleh malaikat yang memberitahukan bahwa usia pemuda itu tidak sampai sehari lagi.
Bagaimana kisahnya, yuk kita simak bersama ..

Nabi Ibrahim as

Suatu hari Nabi Ibrahim as didatangi oleh salah satu muridnya, dan ia menceritakan bahwa ia akan segera menikah besok pagi.
Setelah berbincang sejenak, anak muda tersebut meninggalkan Nabi Ibrahim as.

Beberapa saat kemudian, Malaikat Maut mendatangi Nabi Ibrahim dan bertanya,

"Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?" tanya Malaikat Maut.

"Yang anak muda tadi adalah sahabat sekaligus muridku," jawab Nabi Ibrahim as.

"Ada apa dia datang menemuimu?" tanya Malaikat Maut lagi.

"Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahan besok pagi," jawab Nabi Ibrahim as.

"Wahai Ibrahim, sayang sekali umur anak itu tidak akan sampai besok pagi," jelas Malaikat Maut.

Setelah berkata demikian, Malaikat Maut pergi meninggalkan Nabi Ibrahim.

Keesokan harinya Nabi Ibrahim as berjalan menuju rumah pemuda tersebut, dan alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim melihat pemuda itu masih dalam keadaan hidup.
Dan pemuda itu akhirnya melangsungkan pernikahan dengan lancar. Nabi Ibrahim turut bahagia melihat muridnya menikah.

Walau senang, terbesit rasa sedih, rasa kasihan karena Nabi Ibrahim tahu bahwa kebahagiaannya tak akan lama. Namun apa yang terjadi berkata lain.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabi Ibrahim as malah melihat anak muda ini panjang umurnya, hingga usia anak muda ini 70 tahun.

Nabi Ibrahim merasa penasaran, dan tak lama kemudian malaikat datang menemuinya.
Langsung saja Nabi Ibrahim menanyakan tentang keganjilan itu, karena Malaikat tidak pernah akan berbohong.

"Apa gerangan yang membuat Allah SWT menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda itu dulu?" tanya Nabi Ibrahim.

"Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut hingga engkau masih melihatnya hidup hingga sekarang," jelas Malaikat.

Kematian adalah di tangan Allah .. Memajukan atau memundurkan kematian adalah hak Allah semata ..

Diriwayatkan dari sahabat Amr bin Auf, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya sedekah seorang Muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran, dan sifat berbangga diri darinya.” (HR. Thabrani).

Wallahu a'lam bishawab

Minggu, 20 Januari 2013 0 komentar

cinta (sebuah karya dari kahlil gibran)

kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika dimulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa Dia adalah cinta yang tak kau
sadari
 
;