Rabu, 30 Mei 2012

KITA TELAH MENOREH MALAM DENGAN ANGAN-ANGAN (Sajak Cinta Untuk Istriku)

Kerapkali kita menyempatkan diri duduk diberanda
bercakap tentang hal-hal tak penting dan upaya-upaya menanggulangi kegetiran
seraya menatap gelap yang luruh perlahan dipelupuk mata
dan kunang-kunang melintas anggun membawa kerlip harapan
sementara rindu memantul-mantul gemas lewat debar lirih di jantung kita
Bintang tersipu dipelukan awan saat kisah-kisah manis kuceritakan
terbang bersama desir lembut angin yang menyibak rambut tipis di keningmu
“Kita telah menoreh malam dengan angan-angan,” ucapku haru
lalu hening melingkupi segenap semesta

Kerapkali aku mengajakmu menatap kelam di lanskap langit
seraya berusaha merengkuh impian yang berkelebat bersama gegas waktu
dan memori yang selalu kita catat dengan hati riang,
senantiasa menjadi jejak menandai kehadiran dan ketidakhadiran,
juga perih kehilangan sepanjang perjalanan
karena kita selalu yakin, indah, selalu tiba pada saatnya,
senyata hembusan nafas dan delik cemburu rembulan diatas sana
janji yang telah dan akan kita tunaikan, tanpa rasa enggan
merasuk pada rangkaian musim dimana kiprah kita terpacak jelas
tak akan pernah ada rasa sesal
karena rasa telah nyata mengalir lewat kata-kata dan realita
dan hidupmu, hidupku, hidup kita menyatu dalam gemuruh cinta
pada impian gemilang serta pendar asa
yang telah kita toreh dengan jemari gemetar di pucuk malam..

sumber: http://daengbattala.com/puisi-kita-telah-menoreh-malam-dengan-angan-angan-sajak-cinta-untuk-istriku/

0 komentar:

Posting Komentar

 
;